Jadi Petani Itu Menyenangkan
Saya merasa
begitu bodoh 2 hari kebelakang ini. saya tidak paham apakah ini lucu atau
tidak, yang jelas ini menyebalkan. Jadi kemaren saya bekerja seperti biasa,
berangkat pagi jam 8. Saya berangkat menuju petani cabai di kecamatan
sutojayan. Beberapa hari yang lalu petani ini sambat menenai beberapa tanamannya
yang terserang penyakit. Tentu dong saya sebagai petugas lapang pestisida yang
baik (dan calon mantu idaman semua
bapak-bapak petani, hahaha) dengan sigap meluncur ke Sutojayan. Perkaranya begini,
lahan bapak ini, sebut saja bapak tony stark, berada di pegunungan. Jalannya luar
biasa susah, seperti menaklukkan hati orang tua yang percaya sama itungan jowo
ramashok kemaren, fak lah.
Jalannya makadam
rusak, menembus semak-semak, ga ada orang di sepanjang jalan itu, ga ada sinyal
hp, dan yang paling menyebalkan adalah saya nyasar. Asu. Saya sudah agak berapa
lama tidak mengunjungi pak tony stark ini, wajarlah saya nyasar. Setelah saya
pikir-pikir, malah aneh kalau saya tidak nyasar. Saya kan buta arah, ga pernah
apal jalan. Saking parahnya, saya pernah ga bisa keluar gang jalan jawa (di Jember
dekat kampus UNEJ) kurang lebih sekitar 15 menit. Jadi saya cuma muter dari
jalan jawa 2, lalu ke jawa 4, ke jawa 6, padahal niatnya mau cari jalan ke
jalan nias. Nah kan kebacut.
Dengan perjuangan
keras dan sedikit nekat, saya bisa sampai di lahan pak tony stark, fiuh. Setelah
melihat-lihat kondisi tanaman, dan memberikan sedikit saran ke petani saya
ngobrol santai dengan pak tony stark. Angin di lahan pak tony ini sangat
kencang, cuaca cerah namun berkesan sangat nyaman untuk berlma-lama di gubuk
pak tony ini. saya sih saran kepada pembaca sekalian untuk bertani, serius deh
ini menyenangkan. Dan kalau ada anggapan bahwa menjadi petani itu ga
menjanjikan dan gabisa bikin kaya. Itu hoax bro, petani ku kaya-kaya. Pak tony
ini lahan garapannya 3 hektar.
Akhirnya saya
pulang karena memang sudah agak sore. Saya males sih sebenarnya, bukan karena
apa-apa, saya hanya teringat jalan yang akan saya lalui sungguh menyebalkan
hahaha. Saya geber vario 125cc dengan kecepatan luar biasa, 20 km/jam, fak lah.
Mau gimana lagi, itu sudah kecepatan maksimal, mau digas lebih kenceng lagi
malah saya masuk jurang hahaha. Nah kejadian menyebalkannya baru akan dimulai. Sebenarnya
saya sudah ada janji dengan petani lain di hari itu, jadi saya sih setengah
tergesa-gesa. Tas yang selalu saya bawa saya letakkan di bagian depan si vario.
Lewatlah saya di jalan semak-semak ramashok itu. setelah sekiranya perjalanan
20 menit, saya sampai di desa terdekat dari pegunungan ini. saya langsung gas
dengan kecepatan yang lebih tinggi. Lalu saya memandang bagian depan si vario
ini. Ada yang aneh, sangat aneh. Tas yang saya taruh di situ tidak ada. Dalam hati
saya mbathin, ASU TENAN.
Saya puter balik,
pikiran saya berkecamuk. Di tas saya ada dompet, didalam dompet ada atm, di
dalam ATM ada uang yang sebenarnya ga seberapa hahaha saya miskin bos. Saya balik
lagi buat nyari si tas bangsat itu tadi. Masuklah saya ke jalan ramashok itu.
saya khawatir kalau tas saya diambil orang, sekalipun kemungkinannya kecil,
tapi tetap ada saja kemungkinan tersebut. kalau tadi saya cuma berani ngegas
motor saya 20 km/jam, kali ini sekalipun di jalan blangsak begitu saya geber
sampai kecepatan 40 km/jam. Saya ketemu dengan bapak-bapak yang sedang otw
pulang merumput, sebut saja bapak ini steve namanya. Saya tanya apakah pak
steve melihat ada tas terjatuh, dan pak steve ini menjawab tidak. Makin deg-degan
saja hati ini. mirip-mirip liat gebetan jalan sama cowo lain gitu lah, Cuma lebih
parah hahaha.
Cangklongne bhs +62 di sampirkan
BalasHapus